SD PLUS TADIKA RAYA

SD PLUS TADIKA RAYA
MENCETAK GENERASI BERAKHLAK MULIA BERWAWASAN LUAS BERDASARKAN AL-QUR'AN
Latest Posts

30 Juli 2020




Kalau berniat pergi naik haji, mulailah membuka tabungan haji, tidak harus menunggu ada duinya Rp.25.500.000, toh ternyata membuka tabungan haji bisa dengan Rp. 100.000. Dengan tabungan Rp. 100.000, kita sedang berdoa, agar bisa ditambahi sampai Rp. 25.500.000. Jika tabungan itu sampai pada jumlah itu, maka bank akan memberi kita porsi naik haji. Jangan persoalankan berapa lama baru sampai ke jumlah itu, yang jelas kamu berusaha dan berdoa, urusan rezeki, itu sudah urusan Allah. Begitulah gambaran Pohon Langsat yang ditebang dalam gambar di atas, mau bangun Ruang Kelas Baru di lahan itu, ya setidaknya dengan modal Rp. 300.000, dua pohon langsat itu bisa ditebang. Kalau sudah ditebang, akan diusahakan bisa membangun pondasinya. Mau kapan dibangun pondasinya hanya usaha dan doa saja dari kami, sementara kapan mulai dibangun, mudah2an kalau ada rezeki beli kerikil, akan dibeli kerikilnya. Ada lagi rezeki dibeli pasrinya. Ada lagi rezeki dibeli besinya. Ada lagi rezeki dibeli semennya dan seterusnya. Itu kami serahkan kepada Allah. Kami memohon bantuan doa kepada kaum Muslimin dan muslimat agar segera terwujud cita-cita itu, toh kalau Sauadara/i mendoakannya, itu berguna juga untuk mendoakannya. Itulah yang kami pahami dari  Q.S. al-Israh/17:7.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu 
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi 
dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi 
(kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) 
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam 
mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali 
pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang 
mereka kuasai. 
Jika mendoakan orang lain itu,  berguna untuk kita dan berguna juga untuk orang lain, maka mendoakan pembangunan Ruang Kelas Baru SD Plus Tadika Raya tentu menjadi pilihan kita bersama. Ikhlaskan ikut berdoa. Kami juga mohon ada yang menderma ilmu "bagaimana cara menjemput rezeki Allah itu", sehingga cita-cita itu terwujud. Wa lihadzi al-niyah al-Fatihah.
Syukran


TADIKA RAYA SCHOOL (TRS) BERDOA




Kalau berniat pergi naik haji, mulailah membuka tabungan haji, tidak harus menunggu ada duinya Rp.25.500.000, toh ternyata membuka tabungan haji bisa dengan Rp. 100.000. Dengan tabungan Rp. 100.000, kita sedang berdoa, agar bisa ditambahi sampai Rp. 25.500.000. Jika tabungan itu sampai pada jumlah itu, maka bank akan memberi kita porsi naik haji. Jangan persoalankan berapa lama baru sampai ke jumlah itu, yang jelas kamu berusaha dan berdoa, urusan rezeki, itu sudah urusan Allah. Begitulah gambaran Pohon Langsat yang ditebang dalam gambar di atas, mau bangun Ruang Kelas Baru di lahan itu, ya setidaknya dengan modal Rp. 300.000, dua pohon langsat itu bisa ditebang. Kalau sudah ditebang, akan diusahakan bisa membangun pondasinya. Mau kapan dibangun pondasinya hanya usaha dan doa saja dari kami, sementara kapan mulai dibangun, mudah2an kalau ada rezeki beli kerikil, akan dibeli kerikilnya. Ada lagi rezeki dibeli pasrinya. Ada lagi rezeki dibeli besinya. Ada lagi rezeki dibeli semennya dan seterusnya. Itu kami serahkan kepada Allah. Kami memohon bantuan doa kepada kaum Muslimin dan muslimat agar segera terwujud cita-cita itu, toh kalau Sauadara/i mendoakannya, itu berguna juga untuk mendoakannya. Itulah yang kami pahami dari  Q.S. al-Israh/17:7.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu 
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi 
dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi 
(kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) 
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam 
mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali 
pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang 
mereka kuasai. 
Jika mendoakan orang lain itu,  berguna untuk kita dan berguna juga untuk orang lain, maka mendoakan pembangunan Ruang Kelas Baru SD Plus Tadika Raya tentu menjadi pilihan kita bersama. Ikhlaskan ikut berdoa. Kami juga mohon ada yang menderma ilmu "bagaimana cara menjemput rezeki Allah itu", sehingga cita-cita itu terwujud. Wa lihadzi al-niyah al-Fatihah.
Syukran


0 komentar:


SENANGNYA MEMBERI 2

DR. SEHAT SULTONI DALIMUNTHE

 

Di Zaman Presiden SBY, ada Bantuan Langsung Tunai untuk orang-orang tidak mampu. Di sana sini banyak informasi bahwa yang mendapat bantuan tidak semua tepat sasaran, bahkan orang-orang yang mampu minta diikutkan mendapat bantuan, dimasukkan pada kelompok orang yang tidak mampu.

Begitu juga disetiap ada bantuan bagi orang yang tidak mampu, sebagian kelompok yang mampu berusaha ikut menikmati bantuan itu. Terkadang dengan bangga juga ada yang mengaku merasa bangga bahwa ia mendapat bantuan, walaupun ia tergolong orang mampu. Belakangan ini, mereka yang mendapat bantuan, diberi lebel tertentu, tetapi menurut informasi juga masih ada sebagian yang tidak malu mendapat bantuan itu. Ini sebetulnya “mental tangan di bawah” yang tidak dilegitimasi oleh agama Islam.

Mental yang normal, “kalangan penerima” mestinya malu, karena bantuan itu atas dasar ketidakmampuannnya secara ekonomi. Namun sebagian sudah punya mental tangan di bawah. Menerima yang terhormat dan tidak perlu malu dan sebaliknya mungkin kebanggaan adalah atas dasar prestasi. Mendapat hadiah dari berbagai kejuaraan, ini hal yang membanggakan. Mendapat beasiswa karena prestasi akademik, ini menjadi kebanggaan, tetapi menerima, akibat dari kelemahan, konsepnya adalah “tidak diharapkan”

Ada kisahnya terjadi di Medan, menjelang lebarang, panitia zakat fitrah mendistribusikan kepada masyarakat yang telah didaftarkan sebagai penerima. Begitu ingin diserahkan zakat fitrah ini kepada salah seorang yang dinilai oleh panitia sebagai mustahaq, orang tersebut mengatakan, “Saya masih mampu membayar zakat fitrah!”.  Sikap panitia tentu malu karena memperlakukannya sebagai orang yang tidak mampu, sehingga harus diberikan zakat fitrah.

Kasus ini sangat terekam dalam ingatan dan bayangan orang tersebut. Saya bangga mendengar komentar orang tersebut, sebab jika ia pun dipersepsi orang yang berhak menerima zakat fitrah, ia menolak menerimanya dengan alasan ia masih mampu berzakat fitrah, ini adalah potret dari `iffah. Orang melihat dirinya lemah secara ekonomi, sementara ia menilai tidak. Ia tidak ingin diberi, sebaliknya ia lebih tertarik untuk memberi. Namun baru kali itu saya dengan yang menolak pemberian zakat fitrah. Mungkin masih banyak kasus lain yang tidak kita ketahui. Kisah sebaliknya sering kita dengan ada orang yang meminta dimasukkan dalam golongan ekonomi lemah, sehingga berhak menerima bantuan.

Semoga bermanfaat.

SENANGNYA BERBUAT BAIK 2


SENANGNYA MEMBERI 2

DR. SEHAT SULTONI DALIMUNTHE

 

Di Zaman Presiden SBY, ada Bantuan Langsung Tunai untuk orang-orang tidak mampu. Di sana sini banyak informasi bahwa yang mendapat bantuan tidak semua tepat sasaran, bahkan orang-orang yang mampu minta diikutkan mendapat bantuan, dimasukkan pada kelompok orang yang tidak mampu.

Begitu juga disetiap ada bantuan bagi orang yang tidak mampu, sebagian kelompok yang mampu berusaha ikut menikmati bantuan itu. Terkadang dengan bangga juga ada yang mengaku merasa bangga bahwa ia mendapat bantuan, walaupun ia tergolong orang mampu. Belakangan ini, mereka yang mendapat bantuan, diberi lebel tertentu, tetapi menurut informasi juga masih ada sebagian yang tidak malu mendapat bantuan itu. Ini sebetulnya “mental tangan di bawah” yang tidak dilegitimasi oleh agama Islam.

Mental yang normal, “kalangan penerima” mestinya malu, karena bantuan itu atas dasar ketidakmampuannnya secara ekonomi. Namun sebagian sudah punya mental tangan di bawah. Menerima yang terhormat dan tidak perlu malu dan sebaliknya mungkin kebanggaan adalah atas dasar prestasi. Mendapat hadiah dari berbagai kejuaraan, ini hal yang membanggakan. Mendapat beasiswa karena prestasi akademik, ini menjadi kebanggaan, tetapi menerima, akibat dari kelemahan, konsepnya adalah “tidak diharapkan”

Ada kisahnya terjadi di Medan, menjelang lebarang, panitia zakat fitrah mendistribusikan kepada masyarakat yang telah didaftarkan sebagai penerima. Begitu ingin diserahkan zakat fitrah ini kepada salah seorang yang dinilai oleh panitia sebagai mustahaq, orang tersebut mengatakan, “Saya masih mampu membayar zakat fitrah!”.  Sikap panitia tentu malu karena memperlakukannya sebagai orang yang tidak mampu, sehingga harus diberikan zakat fitrah.

Kasus ini sangat terekam dalam ingatan dan bayangan orang tersebut. Saya bangga mendengar komentar orang tersebut, sebab jika ia pun dipersepsi orang yang berhak menerima zakat fitrah, ia menolak menerimanya dengan alasan ia masih mampu berzakat fitrah, ini adalah potret dari `iffah. Orang melihat dirinya lemah secara ekonomi, sementara ia menilai tidak. Ia tidak ingin diberi, sebaliknya ia lebih tertarik untuk memberi. Namun baru kali itu saya dengan yang menolak pemberian zakat fitrah. Mungkin masih banyak kasus lain yang tidak kita ketahui. Kisah sebaliknya sering kita dengan ada orang yang meminta dimasukkan dalam golongan ekonomi lemah, sehingga berhak menerima bantuan.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

26 Juli 2020


SENANGNYA MEMBERI 
DR. SEHAT SULTONI DALIMUNTHE

اليد العليا خير من اليد السفبي "Tangan di atas lebih baik dan mulia dari tangan di bawah. Inilah teori "Etos Tangan di Atas" yang saya sebut dalam buku Filsafat Pendidikan Akhlak. Islam membangun etos memberi dan bukan etos menerima. Etos memberi secara materil ada dalam konsep zakat, infak, sodaqah, dan wakaf. Sementara etos menerima secara materil tidak ditemukan dalam al-Qur'an. Tidak ditemukan dalam al-Qur'an perintah menerima zakat, infak, sodaqah, dan wakaf.

Etos menerima justru adalah dalam konsep psikologis yang dihubungkan dengan pemberian Allah syukur, sabar dan qanaah. Apapun yang terjadi harus disyukuri, walaupun yang terjadi adalah musibah. Q.S. Ibrahim/14:7 menjelaskan, jika kita bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan nikmatnya dan jika kita kufr, niscaya Allah memberi azab yang pedih. 

Mensyukuri musibah memang tingkatan sabar orang `arif. Sesungguhnya mensyukuri pemberian Allah, baik itu tidak menyenangkan dalam pandangan kita dengan dalil bahwa Allah mustahil menginginkan yang terburuk untuk hambaNya yang inkar sekalipun, apalagi kepada hambaNya yang taat. Terhadap hambanya yang buruk, musibah itu, bisa jadi sebagai peringatan. Adapun bagi hambanya yang taat, boleh  jadi ujian kenaikan tingkat yang bisa menghasilkan keberuntungan. 

Ikhwanus Sofa menyebutkan bahwa dalam rasa sakit yang kita alami terdapat kasih sayang Allah agar kita tetap sehat. Bisa dibayangkan jika seseorang tertusuk pisau dan kemudian ia tidak merasa sakit, darah keluar terus menerus. Karena tidak merasa sakit, boleh jadi ia mengabaikannya, lama kelamaan iapun akan meninggal karena kehabisan darah. Dengan demikian kata Ikhwanus Sofa, rasa sakit itu diberikan oleh Alah agar manusia berobat dan pada gilirannya, ia tetap sehat.

SENANGNYA MEMBERI 1


SENANGNYA MEMBERI 
DR. SEHAT SULTONI DALIMUNTHE

اليد العليا خير من اليد السفبي "Tangan di atas lebih baik dan mulia dari tangan di bawah. Inilah teori "Etos Tangan di Atas" yang saya sebut dalam buku Filsafat Pendidikan Akhlak. Islam membangun etos memberi dan bukan etos menerima. Etos memberi secara materil ada dalam konsep zakat, infak, sodaqah, dan wakaf. Sementara etos menerima secara materil tidak ditemukan dalam al-Qur'an. Tidak ditemukan dalam al-Qur'an perintah menerima zakat, infak, sodaqah, dan wakaf.

Etos menerima justru adalah dalam konsep psikologis yang dihubungkan dengan pemberian Allah syukur, sabar dan qanaah. Apapun yang terjadi harus disyukuri, walaupun yang terjadi adalah musibah. Q.S. Ibrahim/14:7 menjelaskan, jika kita bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan nikmatnya dan jika kita kufr, niscaya Allah memberi azab yang pedih. 

Mensyukuri musibah memang tingkatan sabar orang `arif. Sesungguhnya mensyukuri pemberian Allah, baik itu tidak menyenangkan dalam pandangan kita dengan dalil bahwa Allah mustahil menginginkan yang terburuk untuk hambaNya yang inkar sekalipun, apalagi kepada hambaNya yang taat. Terhadap hambanya yang buruk, musibah itu, bisa jadi sebagai peringatan. Adapun bagi hambanya yang taat, boleh  jadi ujian kenaikan tingkat yang bisa menghasilkan keberuntungan. 

Ikhwanus Sofa menyebutkan bahwa dalam rasa sakit yang kita alami terdapat kasih sayang Allah agar kita tetap sehat. Bisa dibayangkan jika seseorang tertusuk pisau dan kemudian ia tidak merasa sakit, darah keluar terus menerus. Karena tidak merasa sakit, boleh jadi ia mengabaikannya, lama kelamaan iapun akan meninggal karena kehabisan darah. Dengan demikian kata Ikhwanus Sofa, rasa sakit itu diberikan oleh Alah agar manusia berobat dan pada gilirannya, ia tetap sehat.

0 komentar:

23 Juli 2020


NIKMAT BERBUAT BAIK

DR. Sehat Sultoni Dalimunthe

 

Al-Qur’an menyebut 4 istilah untuk kebaikan. Pertama adalah al-khair, itu adalah kebaikan universal, tidak mengenal batas-batas geografis, suku, etnis, ekonomi dsb.  Contoh, bersikap jujur adalah sebuah kebaikan universal (al-khair). Kedua adalah al-ma`ruf ini adalah kebaikan yang terbatas (lokal). Biasanya ini adalah adat istiadat. Ada adat kampung, mungkin saja ada adat kecamatan, Mungkin juga ada adat Kabupaten, Provinsi, Nasional, Asean, dsb, tapi tidak berlaku untuk semua manusia dan untuk semua tempat. Ketika kita berjalan dan melewati orang-orang yang duduk di depan rumah, di Bandung, biasa orang sambil menunduk, dengan tangan kanan terbuka miring, kemudian menyebutkan, “punteun: maaf”, maka yang duduk itu pun menjawab, “mangga: silahkan”. Ini kebaikan di wilayah Sunda dan menjadi tidak baik dipraktekkan di Paluta. Inilah yang disebut dengan al-ma`ruf, kebaikan lokal. Ketiga, al-hasan, ini adalah kebaikan dilihat dari kualitasnya. Contohnya, ketika kita berjumpa dengan teman, kita bersalaman. Ada juga orang selain bersalaman juga saling mengumbar senyum. Sikap ramah tamah itu kualitasnya secara psikologis berbeda. Yang membedakan itu adalah perasaan, yaitu perasaan bahagia. Berbeda dengan orang bersalaman, tapi mukanya masam (barnit). Keempat adalah al-birr, ini kebaikan dilihat dari kuantitasnya. Seseorang ada yang bersedekah Rp. 50.000, ada yang bersedekah dengan Rp. 50.000.000, dari sisi al-birr yang kedua lebih baik dari yang pertama.

Dari empat yang disebutkan di atas, Allah dalam al-Qur’an hanya menyebut, hendaknya manusia berlomba-lomba berbuat baik dengan al-khair yang bersifat universal.

Allah hanya dua kali menyebutkan manusia hendaknya berlomba-lomba dalam berbuat baik (al-khair), yaitu dalam Q.S. al-Baqarah/2:148 dan al-Maidah/5:48.

Ayat pertama teksnya adalah tentang kiblat beribadah setiap umat yang berbeda-beda. Masing-masing diminta bersaing untuk berbuat baik. Jika dihubungkan dengan sekolah contohnya, masing-masing sekolah berbeda-beda keunggulannya, maka diharapkan semua berlomba mencapai kebaikan itu dengan sportif dan ikhlas. Sportif berarti tidak usah sibuk menjelekkan orang lain, cukup kerja kita bersungguh-sungguh mencapai kebaikan yang universal.

Ayat yang kedua adalah kelanjutan dari ayat yang pertama persoalan syariat atau jalan menuju finish (hasil). Bisa disebut yang pertama berlomba-lomba sampai ke batas finish kebaikan. Sementara yang kedua, berlomba-lomba dalam hal proses. Contoh, ada orang menuju sukses itu dengan jujur, tanggung jawab, dan taat aturan. Sementara orang lain menuju sukses dengan kejujuran, tanggung jawab, taat aturan, dan silaturrahmi. Maka yang terakhir ini lebih baik.

Kenapa yang diminta oleh Allah kita فاسبقوا الخيرات bukan فاستبقوا المعروف bukan juga فاستبقوا الحسن, dan bukan juga فاستبقوا البر, hemat saya wilayah ini punya kesamaan dalam penilaian. Sementara yang lainnya, ukurannya tidak baku. Contoh al-ma`ruf, sangat segmentatif, baik untuk orang tertentu saja. Al-Hasan bersifat psikologis dan subyektif. Sementara al-birr sangat komparatif. Banyak bagi kita, sedikit bagi orang lain. Contohnya, kita mengasih sedekah anak yatim Rp. 200.000, bisa jadi dinilai banyak. Smentara Miliyader bersedekah kepada anak yatim Rp. 2.000.000 masih dinilainya sedikit. Begitu dan seterusnya, jadi فاسبقوا الخيرات sangat filosofis dan ilmiah.

Para penggemar kebaikan sudah menemukan nikmatnya berbuat baik, bagaikan anak-anak yang sudah menemukan kenikmatan bermain games. Begitu juga pemain catur yang ahli telah menemukan kenikmatan dalam bermain catur. Penggemar catur, mau mengajak orang yang jago bercatur dengannya walaupun ia harus mengeluarkan duit untuk  meneraktir makan minum lawannya. Semoga, kita tertarik berbuat baik. Sering-sering berbuat baik, bisa membuat kita candu berbuat baik. Jika sudah candu berbuat baik, itu berarti sudah menemukan manisnya kebaikan.

 

Semoga Bermanfaat.

 


NIKMAT BERBUAT BAIK


NIKMAT BERBUAT BAIK

DR. Sehat Sultoni Dalimunthe

 

Al-Qur’an menyebut 4 istilah untuk kebaikan. Pertama adalah al-khair, itu adalah kebaikan universal, tidak mengenal batas-batas geografis, suku, etnis, ekonomi dsb.  Contoh, bersikap jujur adalah sebuah kebaikan universal (al-khair). Kedua adalah al-ma`ruf ini adalah kebaikan yang terbatas (lokal). Biasanya ini adalah adat istiadat. Ada adat kampung, mungkin saja ada adat kecamatan, Mungkin juga ada adat Kabupaten, Provinsi, Nasional, Asean, dsb, tapi tidak berlaku untuk semua manusia dan untuk semua tempat. Ketika kita berjalan dan melewati orang-orang yang duduk di depan rumah, di Bandung, biasa orang sambil menunduk, dengan tangan kanan terbuka miring, kemudian menyebutkan, “punteun: maaf”, maka yang duduk itu pun menjawab, “mangga: silahkan”. Ini kebaikan di wilayah Sunda dan menjadi tidak baik dipraktekkan di Paluta. Inilah yang disebut dengan al-ma`ruf, kebaikan lokal. Ketiga, al-hasan, ini adalah kebaikan dilihat dari kualitasnya. Contohnya, ketika kita berjumpa dengan teman, kita bersalaman. Ada juga orang selain bersalaman juga saling mengumbar senyum. Sikap ramah tamah itu kualitasnya secara psikologis berbeda. Yang membedakan itu adalah perasaan, yaitu perasaan bahagia. Berbeda dengan orang bersalaman, tapi mukanya masam (barnit). Keempat adalah al-birr, ini kebaikan dilihat dari kuantitasnya. Seseorang ada yang bersedekah Rp. 50.000, ada yang bersedekah dengan Rp. 50.000.000, dari sisi al-birr yang kedua lebih baik dari yang pertama.

Dari empat yang disebutkan di atas, Allah dalam al-Qur’an hanya menyebut, hendaknya manusia berlomba-lomba berbuat baik dengan al-khair yang bersifat universal.

Allah hanya dua kali menyebutkan manusia hendaknya berlomba-lomba dalam berbuat baik (al-khair), yaitu dalam Q.S. al-Baqarah/2:148 dan al-Maidah/5:48.

Ayat pertama teksnya adalah tentang kiblat beribadah setiap umat yang berbeda-beda. Masing-masing diminta bersaing untuk berbuat baik. Jika dihubungkan dengan sekolah contohnya, masing-masing sekolah berbeda-beda keunggulannya, maka diharapkan semua berlomba mencapai kebaikan itu dengan sportif dan ikhlas. Sportif berarti tidak usah sibuk menjelekkan orang lain, cukup kerja kita bersungguh-sungguh mencapai kebaikan yang universal.

Ayat yang kedua adalah kelanjutan dari ayat yang pertama persoalan syariat atau jalan menuju finish (hasil). Bisa disebut yang pertama berlomba-lomba sampai ke batas finish kebaikan. Sementara yang kedua, berlomba-lomba dalam hal proses. Contoh, ada orang menuju sukses itu dengan jujur, tanggung jawab, dan taat aturan. Sementara orang lain menuju sukses dengan kejujuran, tanggung jawab, taat aturan, dan silaturrahmi. Maka yang terakhir ini lebih baik.

Kenapa yang diminta oleh Allah kita فاسبقوا الخيرات bukan فاستبقوا المعروف bukan juga فاستبقوا الحسن, dan bukan juga فاستبقوا البر, hemat saya wilayah ini punya kesamaan dalam penilaian. Sementara yang lainnya, ukurannya tidak baku. Contoh al-ma`ruf, sangat segmentatif, baik untuk orang tertentu saja. Al-Hasan bersifat psikologis dan subyektif. Sementara al-birr sangat komparatif. Banyak bagi kita, sedikit bagi orang lain. Contohnya, kita mengasih sedekah anak yatim Rp. 200.000, bisa jadi dinilai banyak. Smentara Miliyader bersedekah kepada anak yatim Rp. 2.000.000 masih dinilainya sedikit. Begitu dan seterusnya, jadi فاسبقوا الخيرات sangat filosofis dan ilmiah.

Para penggemar kebaikan sudah menemukan nikmatnya berbuat baik, bagaikan anak-anak yang sudah menemukan kenikmatan bermain games. Begitu juga pemain catur yang ahli telah menemukan kenikmatan dalam bermain catur. Penggemar catur, mau mengajak orang yang jago bercatur dengannya walaupun ia harus mengeluarkan duit untuk  meneraktir makan minum lawannya. Semoga, kita tertarik berbuat baik. Sering-sering berbuat baik, bisa membuat kita candu berbuat baik. Jika sudah candu berbuat baik, itu berarti sudah menemukan manisnya kebaikan.

 

Semoga Bermanfaat.

 


2 komentar:

22 Juli 2020


BEBAN YANG SEIMBANG DENGAN KEMAMPUAN

Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe

Bagi siapa saja yang membaca al-Qur'an, secara sadar atau tidak pasti menjumpai Q.S. al-Baqarah/2:286, al-An`am/6:152, al-A`raf/7:42, al-Mu'minun/23:62. Ayat pertama menyebutkan لا يكلف الله نفسا إلا وسعها. Dimana yang membebani adalah Allah dengan dhamir “hua”, sementara tiga ayat terakhir kalimatnya لا نكلف الله نفسا إلا وسعها, dimana yang membebani itu Allah dengan dhamir “nahnu”.

Makna secara umum, tidak ada suatu beban atau tugas dimana Allah ikut yang memberi beban yang tidak mampu ditanggung oleh manusia. Terhadap beban ini, ada beban yang hanya dipikulkan oleh Allah kepada manusia, ada beban yang dipikulkan oleh manusia dan diridhai oleh AllahAda dua persoalan utama dalam hal ini. Pertama, mana beban yang dipikulkan oleh Allah sendiri kepada manusia. Kedua, ada beban yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Ketiga, ada beban yang dipikulkan oleh manusia dan Allah tidak ikut campur dalam urusan ini.

Beban yang langsung dipikulkan oleh Allah kepada manusia adalah syariat-syariatnya, seperti melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji.  Dua syariat yang pertama, tidak berhubungan dengan harta, sementara dua syariat terakhir berhubungan dengan harta. Terhadap dua yang pertama tidak perlu dibahas karena umumnya orang paham bahwa orang yang tidak melaksanakannya bukan karena ia tidak mampu. Dua syariat yang terakhir, zakat dan haji. Jika harta yang wajib dizakati, jika dilaksanakan, pasti membuat rezeki itu mentambah berkah, harta-harta yang dizakati itu akan terus bertambah dengan cara dan waktu yang tidak diketahui oleh manusia. Bisa saja, padi yang dizakati, pendapatan sawah itu akan bertambah banyak, bisa juga yang menzakati dan keluarganya bertambah sehat. Bisa juga anak yang menzakati itu tidak menyusahkan di sekolah dan bahwa menjadi kebanggaan karena prestasi dan keahliannya, sehingga yang berzakat itu tambah berbahagia, begitu dan seterusnya. Sementara dalam hal syariat haji. Bagi siapa yang telah membuka tabungan haji, maka Allah telah membuka pintu baginya untuk berangkat haji. Bagaimana bisa, tentu lah dengan usaha dan doa. Orang yang ikhlas membuka tabungan haji dan berusaha bersunggung-sungguh, sambil mengamalkan doa rutin, “Ya Allah beri aku rezeki untuk bisa menyempurnahkan tabungan haji, agar bisa menjalankan syariatMu”. Kemungkinan usahanya bisa lebih bagus, tidak mustahil juga esok lusa ada yang menderma, sehingga tabuhan haji menjadi sempurna. Begitu dan seterusnya, bagaimana melengkapi tabungan haji itu, usaha dan doa, serta keyakinan harus ditanam secara kokoh.

Bagaimana dengan beban yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Semua beban hidup dijalan Allah, itu berupa beban Allah lewat manusia. Salah satunya, menyekolahkan anak. Bagaimana memahami bahwa menyekolahkan anak adalah beban manusia yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Masuk sekolah perlu biaya-biaya, baik di sekolah yang ditanggung oleh Negara seperti SD dan SMP sederajat, ada biaya-biaya yang dikeluarkan seperti beli pakean dan peralatan sekolah maupuan transfortasinya. Apalagi di sekolah yang dibebankan kepada orang tua seperti sekolah di lembaga-lembaga swasta. Apa benar ini beban dari Allah lewat sekolah? Jawabannya benar, ini beban Allah untuk orang tua. Allah di antaranya menyebut dalam Q.S. al-Zumar/39:9, bahwa tidak sama orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Orang berilmu itu lebih dekat dengan Allah. Untuk itu, Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu (Q.S. al-Mujadalah/58:11).  Inilah diantara dasar bahwa menyekolahkan anak dimana saja pun sudah digaransi atau dijamin oleh Allah bahwa orang tua memiliki potensi atau bakal kemampuan. Yang diberikan oleh bukan lah materi, tetapi kemampuan. Siapa yang tidak menggunakan kemampuannya untuk mendapat rezeki itu, maka beban itu tidak bisa dipikul.

Ilustrasi potensi atau bakal kemampuan itu segini, jika Allah menyuruhkan kita dari Gunung Tua ke Padangsidimpuan. Allah telah menyediakan sepeda motornya, katakanlah Honda Beat Street, lengkap dengan segala sesuatunya, termasuk bensinnya, tidak membawanya saja. Sementara, orang yang punya itu belum bisa mengenderai sepeda motor itu, maka usaha orang tersebut belajar naik sepeda motor agar bisa sampai ke Padangsidimpuan. Jika dia tidak belajar, maka beban itu tidak bisa dipikul dan yang salah adalah manusia.

Dalam konsep beban sekolah itulah, orang tua punya optimisme mampu menyekolahkan anak setinggi-tingginya. Jika tidak termasuk orang yang punya, usahanya harus lebih giat dari orang yang punya. Jika orang kaya dalam seminggu cukup kerja satu hari sudah bisa menutupi kebutuhannya, yang tidak punya harus rela bekerja lebih dari satu hari atau bekerja 7 hari dalam seminggu, atau seperti istilah seorang pengusaha, “ulang do 30 ari iba karejo dalam sabulan, baen 40 ari”. Mana ada jumlah hari dalam sebulah 40? Ini adalah bahasa bahwa kita harus bekerja keras dan cerdas. Banyak buktinya orang yang miskin bangkit menjadi orang kaya, walaupun kalau kaya belum tentu baik. Yang pasti baik adalah perubahan dari penerima menjadi pemberi, dari mustahiq menjadi muzakki.  Untuk itu, tidak ulama berdoa agar menjadi kaya. Mereka hanya berdoa agar mereka menjadi orang yang mengeluarkan zakat banyak-banyak. Jika banyak mengeluarkan zakat dengan sendirinya hartanya banyak. Kalau mereka yang kaya, tidak ada zaminan mengeluarkan zakat. Untuk itu, orang kaya yang mengeluarkan zakat lebih baik disebut muzakki.

Dalam analisis bahasa Arab seseorang “al-nafs” dalam ayat di atas muannats (wanita), walaupun zhahirnya mudzakkar (laki-laki). Apa maknanya, sehebat apa pun manusia itu, ia membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itulah, membatu seseorang agar kuat dalam segala hal termasuk dalam bidang ekonomi adalah syariat Allah. Di sini perlu membangun program “Membuat orang bahagia”. Dalam teori social, kebersamaan itu membahagiakan. Jika ada orang kaya sendiri, ia bahagian, pasti ia tidak paham kebahagiaan itu. Bersama-sama kaya jauh lebih menyenangkan dan damai. Bersama-sama pintar itu lebih membahagiakan.

Bagaimana dengan beban yang bukan dari Allah. Beban yang bukan dari Allah dapat dilihat beban yang tidak pada jalannya. Contohnya, seseorang bukan usaha dengan meminjam uang dari Bank 1 Miliyar, tiba-tiba bangkrut, dia menuntut Tuhan. Itu tidak dapat disebut beban yang dipikulkan oleh Allah. Allah tidak menyuruh orang untuk berutang banyak-banyak untuk buka usaha. Berusaha disuruh oleh Allah, tapi usaha sesuai dengan kemampuanmu dan dengan cara yang benar.

Orang buka usaha pakter, kemudian kelak dia bangkrut. Tentu lah itu bukan beban yang dipikulkan oleh Allah. Ada bilang, bukan pakter, tidak pernah rugi, dan itu usaha yang gampang. Kebangkrutan itu bukanlah selamanya dalam hal materi dan juga tidak terbatas waktu diwaktu dekat. Tidak ada keburukan yang dilakukan oleh manusia, tidak dibalas oleh Allah di dunia ini. Dengan demikian, membuka pakter pasti merugi. Bentuk dan waktu kerugiannya itulah yang tidak dapat diketahui pasti oleh manusia. Untuk mempelajarinya, tanyalah pensiunan usahawan pakter, mereka akan bisa bercerita banyak, akibat buruk yang mereka rasakan. Allah tidak pernah inkar janji (Q.S. Ali Imran/3:9).

Semoga Bermanfaat.

 

  

BEBAN YANG SEIMBANG DENGAN KEMAMPUAN


BEBAN YANG SEIMBANG DENGAN KEMAMPUAN

Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe

Bagi siapa saja yang membaca al-Qur'an, secara sadar atau tidak pasti menjumpai Q.S. al-Baqarah/2:286, al-An`am/6:152, al-A`raf/7:42, al-Mu'minun/23:62. Ayat pertama menyebutkan لا يكلف الله نفسا إلا وسعها. Dimana yang membebani adalah Allah dengan dhamir “hua”, sementara tiga ayat terakhir kalimatnya لا نكلف الله نفسا إلا وسعها, dimana yang membebani itu Allah dengan dhamir “nahnu”.

Makna secara umum, tidak ada suatu beban atau tugas dimana Allah ikut yang memberi beban yang tidak mampu ditanggung oleh manusia. Terhadap beban ini, ada beban yang hanya dipikulkan oleh Allah kepada manusia, ada beban yang dipikulkan oleh manusia dan diridhai oleh AllahAda dua persoalan utama dalam hal ini. Pertama, mana beban yang dipikulkan oleh Allah sendiri kepada manusia. Kedua, ada beban yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Ketiga, ada beban yang dipikulkan oleh manusia dan Allah tidak ikut campur dalam urusan ini.

Beban yang langsung dipikulkan oleh Allah kepada manusia adalah syariat-syariatnya, seperti melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji.  Dua syariat yang pertama, tidak berhubungan dengan harta, sementara dua syariat terakhir berhubungan dengan harta. Terhadap dua yang pertama tidak perlu dibahas karena umumnya orang paham bahwa orang yang tidak melaksanakannya bukan karena ia tidak mampu. Dua syariat yang terakhir, zakat dan haji. Jika harta yang wajib dizakati, jika dilaksanakan, pasti membuat rezeki itu mentambah berkah, harta-harta yang dizakati itu akan terus bertambah dengan cara dan waktu yang tidak diketahui oleh manusia. Bisa saja, padi yang dizakati, pendapatan sawah itu akan bertambah banyak, bisa juga yang menzakati dan keluarganya bertambah sehat. Bisa juga anak yang menzakati itu tidak menyusahkan di sekolah dan bahwa menjadi kebanggaan karena prestasi dan keahliannya, sehingga yang berzakat itu tambah berbahagia, begitu dan seterusnya. Sementara dalam hal syariat haji. Bagi siapa yang telah membuka tabungan haji, maka Allah telah membuka pintu baginya untuk berangkat haji. Bagaimana bisa, tentu lah dengan usaha dan doa. Orang yang ikhlas membuka tabungan haji dan berusaha bersunggung-sungguh, sambil mengamalkan doa rutin, “Ya Allah beri aku rezeki untuk bisa menyempurnahkan tabungan haji, agar bisa menjalankan syariatMu”. Kemungkinan usahanya bisa lebih bagus, tidak mustahil juga esok lusa ada yang menderma, sehingga tabuhan haji menjadi sempurna. Begitu dan seterusnya, bagaimana melengkapi tabungan haji itu, usaha dan doa, serta keyakinan harus ditanam secara kokoh.

Bagaimana dengan beban yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Semua beban hidup dijalan Allah, itu berupa beban Allah lewat manusia. Salah satunya, menyekolahkan anak. Bagaimana memahami bahwa menyekolahkan anak adalah beban manusia yang dipikulkan oleh Allah lewat manusia. Masuk sekolah perlu biaya-biaya, baik di sekolah yang ditanggung oleh Negara seperti SD dan SMP sederajat, ada biaya-biaya yang dikeluarkan seperti beli pakean dan peralatan sekolah maupuan transfortasinya. Apalagi di sekolah yang dibebankan kepada orang tua seperti sekolah di lembaga-lembaga swasta. Apa benar ini beban dari Allah lewat sekolah? Jawabannya benar, ini beban Allah untuk orang tua. Allah di antaranya menyebut dalam Q.S. al-Zumar/39:9, bahwa tidak sama orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Orang berilmu itu lebih dekat dengan Allah. Untuk itu, Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu (Q.S. al-Mujadalah/58:11).  Inilah diantara dasar bahwa menyekolahkan anak dimana saja pun sudah digaransi atau dijamin oleh Allah bahwa orang tua memiliki potensi atau bakal kemampuan. Yang diberikan oleh bukan lah materi, tetapi kemampuan. Siapa yang tidak menggunakan kemampuannya untuk mendapat rezeki itu, maka beban itu tidak bisa dipikul.

Ilustrasi potensi atau bakal kemampuan itu segini, jika Allah menyuruhkan kita dari Gunung Tua ke Padangsidimpuan. Allah telah menyediakan sepeda motornya, katakanlah Honda Beat Street, lengkap dengan segala sesuatunya, termasuk bensinnya, tidak membawanya saja. Sementara, orang yang punya itu belum bisa mengenderai sepeda motor itu, maka usaha orang tersebut belajar naik sepeda motor agar bisa sampai ke Padangsidimpuan. Jika dia tidak belajar, maka beban itu tidak bisa dipikul dan yang salah adalah manusia.

Dalam konsep beban sekolah itulah, orang tua punya optimisme mampu menyekolahkan anak setinggi-tingginya. Jika tidak termasuk orang yang punya, usahanya harus lebih giat dari orang yang punya. Jika orang kaya dalam seminggu cukup kerja satu hari sudah bisa menutupi kebutuhannya, yang tidak punya harus rela bekerja lebih dari satu hari atau bekerja 7 hari dalam seminggu, atau seperti istilah seorang pengusaha, “ulang do 30 ari iba karejo dalam sabulan, baen 40 ari”. Mana ada jumlah hari dalam sebulah 40? Ini adalah bahasa bahwa kita harus bekerja keras dan cerdas. Banyak buktinya orang yang miskin bangkit menjadi orang kaya, walaupun kalau kaya belum tentu baik. Yang pasti baik adalah perubahan dari penerima menjadi pemberi, dari mustahiq menjadi muzakki.  Untuk itu, tidak ulama berdoa agar menjadi kaya. Mereka hanya berdoa agar mereka menjadi orang yang mengeluarkan zakat banyak-banyak. Jika banyak mengeluarkan zakat dengan sendirinya hartanya banyak. Kalau mereka yang kaya, tidak ada zaminan mengeluarkan zakat. Untuk itu, orang kaya yang mengeluarkan zakat lebih baik disebut muzakki.

Dalam analisis bahasa Arab seseorang “al-nafs” dalam ayat di atas muannats (wanita), walaupun zhahirnya mudzakkar (laki-laki). Apa maknanya, sehebat apa pun manusia itu, ia membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itulah, membatu seseorang agar kuat dalam segala hal termasuk dalam bidang ekonomi adalah syariat Allah. Di sini perlu membangun program “Membuat orang bahagia”. Dalam teori social, kebersamaan itu membahagiakan. Jika ada orang kaya sendiri, ia bahagian, pasti ia tidak paham kebahagiaan itu. Bersama-sama kaya jauh lebih menyenangkan dan damai. Bersama-sama pintar itu lebih membahagiakan.

Bagaimana dengan beban yang bukan dari Allah. Beban yang bukan dari Allah dapat dilihat beban yang tidak pada jalannya. Contohnya, seseorang bukan usaha dengan meminjam uang dari Bank 1 Miliyar, tiba-tiba bangkrut, dia menuntut Tuhan. Itu tidak dapat disebut beban yang dipikulkan oleh Allah. Allah tidak menyuruh orang untuk berutang banyak-banyak untuk buka usaha. Berusaha disuruh oleh Allah, tapi usaha sesuai dengan kemampuanmu dan dengan cara yang benar.

Orang buka usaha pakter, kemudian kelak dia bangkrut. Tentu lah itu bukan beban yang dipikulkan oleh Allah. Ada bilang, bukan pakter, tidak pernah rugi, dan itu usaha yang gampang. Kebangkrutan itu bukanlah selamanya dalam hal materi dan juga tidak terbatas waktu diwaktu dekat. Tidak ada keburukan yang dilakukan oleh manusia, tidak dibalas oleh Allah di dunia ini. Dengan demikian, membuka pakter pasti merugi. Bentuk dan waktu kerugiannya itulah yang tidak dapat diketahui pasti oleh manusia. Untuk mempelajarinya, tanyalah pensiunan usahawan pakter, mereka akan bisa bercerita banyak, akibat buruk yang mereka rasakan. Allah tidak pernah inkar janji (Q.S. Ali Imran/3:9).

Semoga Bermanfaat.

 

  

2 komentar:

NASEHAT EMAS DARI ; IMAM SYAFI'I & SYEKH JALALUDDIN RUMI. 

1. "Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan" (Imam Syafi'i)

2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i)

3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i)

4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i)

5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i)

6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i)

7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i)

8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i)

9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i)

10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi'i)

11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i)

12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha" (Imam Syafi'i)

13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i)

14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i)

15-Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, jadilah seperti sungai.
(Biarkan mengalir memberi manfaat tak henti-henti dan tanpa mengharap kembali)
~ Syekh Jalaluddin Rumi


16-Dalam kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari.
(Berilah kehangatan kepada siapa saja meski tidak diucapkan terima kasih)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

17-Dalam menutupi aib orang lain, jadilah seperti malam.
(Tutupi semua aib dan rahasia orang rapat-rapat, tanpa pernah membocorkannya)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

18-Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati.
(Diamlah, jangan lakukan apa pun, agar tidak menimbulkan kesalahan dan menyesal kemudian. Marah-marah adalah permulaan gila yang berakhir penyesalan)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

19-Dalam hal kesederhanaan dan kerendah hatian, jadilah seperti bumi.
(Selalu rendah hatilah seperti bumi yang menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

20-Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut.
(Berlapang dada seluas-luasnya dan siap menampung pandangan-pandangan yang berbeda dengan tetap berpegang teguh dengan keyakinan)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

21-Tampillah seperti diri sejatimu, atau jadilah seperti tampilanmu...
(Jangan pura-pura.... berbuatlah setulus hati karna kebaikan butuh keikhlasan.)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

NASEHAT BERHARGA IMAM SYAFIR DAN JALALUDDIN RUMI

NASEHAT EMAS DARI ; IMAM SYAFI'I & SYEKH JALALUDDIN RUMI. 

1. "Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan" (Imam Syafi'i)

2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i)

3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i)

4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i)

5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i)

6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i)

7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i)

8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i)

9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i)

10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi'i)

11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i)

12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha" (Imam Syafi'i)

13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i)

14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i)

15-Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, jadilah seperti sungai.
(Biarkan mengalir memberi manfaat tak henti-henti dan tanpa mengharap kembali)
~ Syekh Jalaluddin Rumi


16-Dalam kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari.
(Berilah kehangatan kepada siapa saja meski tidak diucapkan terima kasih)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

17-Dalam menutupi aib orang lain, jadilah seperti malam.
(Tutupi semua aib dan rahasia orang rapat-rapat, tanpa pernah membocorkannya)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

18-Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati.
(Diamlah, jangan lakukan apa pun, agar tidak menimbulkan kesalahan dan menyesal kemudian. Marah-marah adalah permulaan gila yang berakhir penyesalan)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

19-Dalam hal kesederhanaan dan kerendah hatian, jadilah seperti bumi.
(Selalu rendah hatilah seperti bumi yang menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

20-Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut.
(Berlapang dada seluas-luasnya dan siap menampung pandangan-pandangan yang berbeda dengan tetap berpegang teguh dengan keyakinan)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

21-Tampillah seperti diri sejatimu, atau jadilah seperti tampilanmu...
(Jangan pura-pura.... berbuatlah setulus hati karna kebaikan butuh keikhlasan.)
~ Syekh Jalaluddin Rumi

0 komentar:

21 Juli 2020


Sepertinya Mereka Itu Potret Anak Sholeh




Sadarkah kita dalam Tahiyat yang selalu didoakan mereka itu:
1. Nabi Muhammad Saw.
2. Kita (orang-orang shalat)
3. Hamba Allah yang shaleh
4. Keluarga Nabi Muhammad
5. Keluarga Nabi Ibarahim

Suatu saat saya bertanya kepada seorang Guru Besar Tafsir dari UIN Sunan Kali Djaga Yogyakarta, Prof. Dr. Muhammad Chirzin, "sampai dimana batasan keluarga Nabi Muhammad Saw. yang didoakan?". Profesor itu menjawab, "kita semua ummat Islam ini" Profesor ini menafsirkannya berdasarkan Q.S. al-Baqarah/2:124
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Walaupun ayat di atas teksnya doa Nabi Ibrahim a.s. namun dimaknai oleh Profesor itu, itulah batasa keluarga. Yang tidak termasuk dalam doa itu, orang Islam yang zhalim. Yang zhalim itu yang menjadikan ajaran Islam tidak terlihat (gelap), alias tidak mengamalkannya. Dengan sendirinya yang orang yang selalu didoakan orang yang shalat, mereka yang shalat dan kemudian mereka mengamalkan ajaran Allah, mereka itu disebut orang sholeh. 

Nah bagaimana kita orang Islam, terkadang juga melanggar aturan Allah, termasuk "berbohong, menyakiti hati orang lain, dokki, tidak perduli terhadap anak yatim dan orang miskin, kurang bersungguh-sungguh  mendidik anak, dan sebagainya", apakah kita termasuk yang didoakan itu? Karena kezhaliman manusia, ada sama sekali tidak terlihat, bagaikan malam gelap gulita. Tapi ada yang tidak gelap kali masih terlihat. Singkatnya cahaya doa orang yang shalat sangat ditentukan dengan tingkat sinar cahaya ilahi dan keterhalangannya ditentutukan juga dengan tingkat kezhaliman.

SEMOGA KITA TERMASUK ORANG YANG DIDOAKAN
 dengan pendidikan 

SENANGNYA ORANG BAIK SELALU DIDOAKAN OLEH ORANG YANG SHALAT Oleh Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe


Sepertinya Mereka Itu Potret Anak Sholeh




Sadarkah kita dalam Tahiyat yang selalu didoakan mereka itu:
1. Nabi Muhammad Saw.
2. Kita (orang-orang shalat)
3. Hamba Allah yang shaleh
4. Keluarga Nabi Muhammad
5. Keluarga Nabi Ibarahim

Suatu saat saya bertanya kepada seorang Guru Besar Tafsir dari UIN Sunan Kali Djaga Yogyakarta, Prof. Dr. Muhammad Chirzin, "sampai dimana batasan keluarga Nabi Muhammad Saw. yang didoakan?". Profesor itu menjawab, "kita semua ummat Islam ini" Profesor ini menafsirkannya berdasarkan Q.S. al-Baqarah/2:124
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Walaupun ayat di atas teksnya doa Nabi Ibrahim a.s. namun dimaknai oleh Profesor itu, itulah batasa keluarga. Yang tidak termasuk dalam doa itu, orang Islam yang zhalim. Yang zhalim itu yang menjadikan ajaran Islam tidak terlihat (gelap), alias tidak mengamalkannya. Dengan sendirinya yang orang yang selalu didoakan orang yang shalat, mereka yang shalat dan kemudian mereka mengamalkan ajaran Allah, mereka itu disebut orang sholeh. 

Nah bagaimana kita orang Islam, terkadang juga melanggar aturan Allah, termasuk "berbohong, menyakiti hati orang lain, dokki, tidak perduli terhadap anak yatim dan orang miskin, kurang bersungguh-sungguh  mendidik anak, dan sebagainya", apakah kita termasuk yang didoakan itu? Karena kezhaliman manusia, ada sama sekali tidak terlihat, bagaikan malam gelap gulita. Tapi ada yang tidak gelap kali masih terlihat. Singkatnya cahaya doa orang yang shalat sangat ditentukan dengan tingkat sinar cahaya ilahi dan keterhalangannya ditentutukan juga dengan tingkat kezhaliman.

SEMOGA KITA TERMASUK ORANG YANG DIDOAKAN
 dengan pendidikan 

0 komentar:

K.H.Imam Zarkasyi SangK Penggagas Panca Jiwa Pesantren

Panca Jiwa Tadika Raya Diadopsi bukan diadaptasi dari Panca Jiwa Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur. Adopsi ini perlu dipahami sangat wajar karena Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe, Ketua Yayasan Tadika Raya adalah seorang alumni Gontor tahun 1993. Panca Jiwa ini menjadi ruh dari Pendidikan di Tadika Raya School baik di Jenjang Raudhatul Athfal maupun di SD Plus atau dalam seluruh program dan aktivitasnya. Posisi Panca Jiwa ini bagi Tadika Raya School bagaikan Pancasila bagi NKRI. Untuk itu, ketika ada yang berusaha merubah Pancasila ke arah yang lebih buruk, maka banyak rakyat Indonesai yang protes. Karena Pancasila merupakan ideologi negara. Sementara Panca Jiwa merupakan ideologi pendidikan di Tadika Raya School.
Adapun Panca Jiwa yang dimaksud adalah sbb:
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikari
4. Ukhuwah Islamiyah
5. Kebebasan

Semua keluarga besar Tadika Raya School (TRS) baik guru, tata usaha, murid, orang tua wali murid, dan orang-orang yang berhubungan dengan TRS dipegang teguh panca jiwa ini. Ikhlas dalam berniat dan berbuat. Sederhana dalam berniat dan berbuat, tidak perlu berlebihan. Berdikari dalam konsep pembangunannya bermadzhab al-mahrum.  Tekat kuat untuk bisa mandiri dalam segala hal menjadi doa TRS. Ukhuwah Islamiyah jiwa yang memuliakan merekatkan silaturrahmi antar sesama. Menjadi perekat (juru damai) dalam setiap potensi perpecahan. Terakhir, kebebasan sesuai dengan aturan Allah. Dalam hal beribadah contohnya tidak mendoktrin murid wajib berqunut atau tidak boleh berqunut. Untuk itu, TRS adalah Berdiri Untuk Semua Golongan. Kita boleh bebas memilih jika syariatnya boleh memilih. Termasuk, bagi alumni RA Tadika Raya ingin meneruskan pendidikan SD Negeri, itu dibebaskan dengan ikhlas. Karena memilih pendidikan adalah hak orang tua. Hanya saja, TRS punya kewajiban menyarankan apa yang kami nilai menjadi kebaikan sebagai pilihan semua orang. Termasuk, jika ada yang lebih baik dari TRS, sebaiknya memilih yang terbaik itu. Sekolah tidak mesti ke TRS. Inilah aplikasi dari Jiwa Kebebasan di TRS.

PANCA JIWA TADIKA RAYA

K.H.Imam Zarkasyi SangK Penggagas Panca Jiwa Pesantren

Panca Jiwa Tadika Raya Diadopsi bukan diadaptasi dari Panca Jiwa Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur. Adopsi ini perlu dipahami sangat wajar karena Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe, Ketua Yayasan Tadika Raya adalah seorang alumni Gontor tahun 1993. Panca Jiwa ini menjadi ruh dari Pendidikan di Tadika Raya School baik di Jenjang Raudhatul Athfal maupun di SD Plus atau dalam seluruh program dan aktivitasnya. Posisi Panca Jiwa ini bagi Tadika Raya School bagaikan Pancasila bagi NKRI. Untuk itu, ketika ada yang berusaha merubah Pancasila ke arah yang lebih buruk, maka banyak rakyat Indonesai yang protes. Karena Pancasila merupakan ideologi negara. Sementara Panca Jiwa merupakan ideologi pendidikan di Tadika Raya School.
Adapun Panca Jiwa yang dimaksud adalah sbb:
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikari
4. Ukhuwah Islamiyah
5. Kebebasan

Semua keluarga besar Tadika Raya School (TRS) baik guru, tata usaha, murid, orang tua wali murid, dan orang-orang yang berhubungan dengan TRS dipegang teguh panca jiwa ini. Ikhlas dalam berniat dan berbuat. Sederhana dalam berniat dan berbuat, tidak perlu berlebihan. Berdikari dalam konsep pembangunannya bermadzhab al-mahrum.  Tekat kuat untuk bisa mandiri dalam segala hal menjadi doa TRS. Ukhuwah Islamiyah jiwa yang memuliakan merekatkan silaturrahmi antar sesama. Menjadi perekat (juru damai) dalam setiap potensi perpecahan. Terakhir, kebebasan sesuai dengan aturan Allah. Dalam hal beribadah contohnya tidak mendoktrin murid wajib berqunut atau tidak boleh berqunut. Untuk itu, TRS adalah Berdiri Untuk Semua Golongan. Kita boleh bebas memilih jika syariatnya boleh memilih. Termasuk, bagi alumni RA Tadika Raya ingin meneruskan pendidikan SD Negeri, itu dibebaskan dengan ikhlas. Karena memilih pendidikan adalah hak orang tua. Hanya saja, TRS punya kewajiban menyarankan apa yang kami nilai menjadi kebaikan sebagai pilihan semua orang. Termasuk, jika ada yang lebih baik dari TRS, sebaiknya memilih yang terbaik itu. Sekolah tidak mesti ke TRS. Inilah aplikasi dari Jiwa Kebebasan di TRS.

0 komentar:

20 Juli 2020

ALUMNI PERDANA RA TADIKA RAYA AEK HARUAYA TAHUN AKADEMIK 2019-2020



Dalam banyak hal, sesuatu yang pertama menjadi perhatian dan kenangan. Pondok Modern Gontor yang sekarang tersohor di Indonesia bahkan ke Luar Negeri, yang asal muasalnya dari Pondok Gontor, santri perdananya 40 orang. Yayasan Pendidikan al-Azizi Medan yang sekarang salah satu berkualitas dan besar di Medan, jumlah murid pertamanya sebanyak 17 orang. RA Tadika Raya, murid perdanya, tahun pelajaran 2019-2020, sebanyak 19 orang. Adapun asal usul murid, dari Wek III G.Tua 4 Orang, dari Wek IV 1 Orang, dari G.Tua Tonga 1 Orang, dari Parkalamatan, 3 Orang, dari Gunung Manaon 4 Orang. Sisanya 6 orang dari Aek Haruaya. Terima kasih kami kepada orang tua wali murid yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak di RA Tadika Raya. al-Hamdulillah, 15 orang dari alumni ini meneruskan pendidikan di SD Plus Tadika Raya tahun pelajaran 2020-2021, sementar 4 orang lain, masih meneruskan pendidikan RA dari kelas 0  kecil (play group) ke RA atau biasa juga ada yang mengatakan kelas 0 besar. Kami berusaha dan berdoa, kelak anak-anak kami menjadi orang shaleh dan sukese dunia akhirat.

ALUMNI PERDANA RA TADIKA RAYA AEK HARUAYA

ALUMNI PERDANA RA TADIKA RAYA AEK HARUAYA TAHUN AKADEMIK 2019-2020



Dalam banyak hal, sesuatu yang pertama menjadi perhatian dan kenangan. Pondok Modern Gontor yang sekarang tersohor di Indonesia bahkan ke Luar Negeri, yang asal muasalnya dari Pondok Gontor, santri perdananya 40 orang. Yayasan Pendidikan al-Azizi Medan yang sekarang salah satu berkualitas dan besar di Medan, jumlah murid pertamanya sebanyak 17 orang. RA Tadika Raya, murid perdanya, tahun pelajaran 2019-2020, sebanyak 19 orang. Adapun asal usul murid, dari Wek III G.Tua 4 Orang, dari Wek IV 1 Orang, dari G.Tua Tonga 1 Orang, dari Parkalamatan, 3 Orang, dari Gunung Manaon 4 Orang. Sisanya 6 orang dari Aek Haruaya. Terima kasih kami kepada orang tua wali murid yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak di RA Tadika Raya. al-Hamdulillah, 15 orang dari alumni ini meneruskan pendidikan di SD Plus Tadika Raya tahun pelajaran 2020-2021, sementar 4 orang lain, masih meneruskan pendidikan RA dari kelas 0  kecil (play group) ke RA atau biasa juga ada yang mengatakan kelas 0 besar. Kami berusaha dan berdoa, kelak anak-anak kami menjadi orang shaleh dan sukese dunia akhirat.

3 komentar:

KELOMPOK BELAJAR LURING (LUAR JARINGAN) KELAS 1 DAN 2 SD PLUS TADIKA RAYA

AEK HARUAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021

 

 

Kelompok 1 AEK HARUAYA

Nama guru pembimbing :

1. Ustdz. Marliana Simbolon ( 082166164700)

2. Ustdz. Doana

 (085206996643)

3. Ustdz. Julyanti

 (085262815600)

 

Jadwal belajar 

Hari : Senin dan Selasa

Jam: 11.00 Wib - 13.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Sri Afrida Yanti

2. Ahmad fadlan

3. Desrina Haerani

4. Firdawani tanjung

5. Meyrilda

6. Arsanuddin

7. Mutiara Lestari

8. Ameera roito

9. Nikmatul hakim

10. Alya nahya sari

11. Abdi Yadi

 

Kelompok 2 GUNUNG MANAON

Nama guru pembimbing :

1. Ustdz. Habibah (08126387852)

2.  Ustdz. Alfi Arfah

 (082294215905)

3.  Ustdz. Nur Nilam

 (082272182796)

 

Jadwal belajar 

Hari : Senin dan Selasa

Jam: 11.00 Wib - 13.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Nazril ilham

2. Umar Pangaribuan

3. Siarkan

4. Selvia rayanti

5. Torkis

6. Robiatul Halimah

7. Raja Enda

8. Lismawarni

 

Kelompok 3 KAMPUNG BANJIR DAN SEKITARNYA

Nama guru pembimbing:

1. Ustdz. Marliana Simbolon ( 082166164700)

2. Ustdz. Doana

 (085206996643)

3. Ustdz. Julyanti

 (085262815600)

 

Jadwal belajar 

Hari : Rabu dan Kamis

Jam: 08.00 Wib - 10.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Muhammad Akhsan Ghozi

2. Affan Riyadi

3. Sobaruddin

4. Ahmad Reza

5. Sufriyadi

6. Nadia Clearesta

7. Wahyu Lukman

8. Ozil Anelka

9. Kaori Zahira

10. Rifki Al Farabi

 

Kelompok 4 PASAR GUNUNG TUA DAN SEKITARNYA

Nama guru pendamping:

1. Ustdz. Habibah (08126387852)

2.  Ustdz. Alfi Arfah

 (082294215905)

3.  Ustdz. Nur Nilam

 (082272182796)

 

Jadwal belajar 

Hari : Rabu dan Kamis

Jam: 08.00 Wib - 10.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Shafiyah an najibah

2. Bakti muda

3. Hilmi Adi Dzaky

4. Zia rasyiqah

5. Kaisa Marhamah

6. Ziza Harahap

7. Nazri sundung

 

Kelompok kelas 2

Nama guru pendamping:

Ustadzah Tadika Raya

 

Jadwal belajar 

Hari : Jumat

Jam: 08.00 Wib - 11.30 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Azzurah Yelaoeni

2. Mhd. Haris Raihan

3. Elvina Az-Zahra

4. Rizky Alan nauli

5. Dedi syaputra

6. Bahrun putra

7. Ismatul khoiriah

8. Khoirun Nisa

9. Niki Triana

10. Farhan


KELOMPOK LURING (LUAR JARINGAN) SD PLUS TADIKA RAYA

KELOMPOK BELAJAR LURING (LUAR JARINGAN) KELAS 1 DAN 2 SD PLUS TADIKA RAYA

AEK HARUAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021

 

 

Kelompok 1 AEK HARUAYA

Nama guru pembimbing :

1. Ustdz. Marliana Simbolon ( 082166164700)

2. Ustdz. Doana

 (085206996643)

3. Ustdz. Julyanti

 (085262815600)

 

Jadwal belajar 

Hari : Senin dan Selasa

Jam: 11.00 Wib - 13.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Sri Afrida Yanti

2. Ahmad fadlan

3. Desrina Haerani

4. Firdawani tanjung

5. Meyrilda

6. Arsanuddin

7. Mutiara Lestari

8. Ameera roito

9. Nikmatul hakim

10. Alya nahya sari

11. Abdi Yadi

 

Kelompok 2 GUNUNG MANAON

Nama guru pembimbing :

1. Ustdz. Habibah (08126387852)

2.  Ustdz. Alfi Arfah

 (082294215905)

3.  Ustdz. Nur Nilam

 (082272182796)

 

Jadwal belajar 

Hari : Senin dan Selasa

Jam: 11.00 Wib - 13.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Nazril ilham

2. Umar Pangaribuan

3. Siarkan

4. Selvia rayanti

5. Torkis

6. Robiatul Halimah

7. Raja Enda

8. Lismawarni

 

Kelompok 3 KAMPUNG BANJIR DAN SEKITARNYA

Nama guru pembimbing:

1. Ustdz. Marliana Simbolon ( 082166164700)

2. Ustdz. Doana

 (085206996643)

3. Ustdz. Julyanti

 (085262815600)

 

Jadwal belajar 

Hari : Rabu dan Kamis

Jam: 08.00 Wib - 10.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Muhammad Akhsan Ghozi

2. Affan Riyadi

3. Sobaruddin

4. Ahmad Reza

5. Sufriyadi

6. Nadia Clearesta

7. Wahyu Lukman

8. Ozil Anelka

9. Kaori Zahira

10. Rifki Al Farabi

 

Kelompok 4 PASAR GUNUNG TUA DAN SEKITARNYA

Nama guru pendamping:

1. Ustdz. Habibah (08126387852)

2.  Ustdz. Alfi Arfah

 (082294215905)

3.  Ustdz. Nur Nilam

 (082272182796)

 

Jadwal belajar 

Hari : Rabu dan Kamis

Jam: 08.00 Wib - 10.00 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Shafiyah an najibah

2. Bakti muda

3. Hilmi Adi Dzaky

4. Zia rasyiqah

5. Kaisa Marhamah

6. Ziza Harahap

7. Nazri sundung

 

Kelompok kelas 2

Nama guru pendamping:

Ustadzah Tadika Raya

 

Jadwal belajar 

Hari : Jumat

Jam: 08.00 Wib - 11.30 Wib

 

Nama - nama siswa

1. Azzurah Yelaoeni

2. Mhd. Haris Raihan

3. Elvina Az-Zahra

4. Rizky Alan nauli

5. Dedi syaputra

6. Bahrun putra

7. Ismatul khoiriah

8. Khoirun Nisa

9. Niki Triana

10. Farhan


0 komentar:

KELOMPOK BELAJAR LURING ( LUAR JARINGAN) RAUDHATUL ATHFAL TADIKA RAYA AEK HARUAYA TAHUN AJARAN 2020/2021

A. Kelompok I Aek Haruaya I

Nama guru pembimbing:

1). Alfi Arfah S. Pd (082294215905)

2). Julianti Nasution (085262815600)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Anggi Mora Abimayu

2. Tina Iba Siregar

3. Namira alAshyla Harahap

4. Adelia Putri

5. Rizky Ramadhan Harahap

6. Aliando Harahap

7. Malim Marajo

8. Akbar Rizky Harahap

9. Dzakir Dzulhafiz Harahap

10. Alif Al-Farabi Harahap

11. Fachrial Ibrohim

12. Tiara Ramadhani

 

B.  Kelompok 2 Aek Haruaya II

Nama guru pembimbing:

1) Habibah S. Ag  (08126387852)

2) Nur Nilam Siregar (082272182796)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Afifah Zahira

2. Syaqila Nurleyha

3. Alfa Rizie

4. Alfa Rizqie

5. Khairunnisa

6. Rizka Fauziah

7. Aulia Nahda

8. Syarul Saputra

9. Muhammad Kamil Harahap

10. Ramdika

11. Razkha

 

C. Kelompok 3 Gunung Manaon

Nama guru pembimbing:

1). Marliana Simbolon S. Pd ( 082166164700)

2). Doana Rizky Tanjung S. Pd (085206996643)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Angga Satria Pratama

2. Sulistika ayu Ritonga

3. Yongki Pratama

4. Marayan  Syajidah

5. Endang Alfiyah

6. Muharram Hasibuan

7. Putri Sofia Siregar

8. Ilham matua Harahap

9. Abdul Qhorib

10. Fatimah Az-Zahra

 

D. Kelompok 4 Gunungtua

Nama guru pembimbing:

1) Habibah S. Ag (08126387852)

2) Alfi Arfah S. Pd ( 082294215905)

3) Nur Nilam Siregar ( 082272182796)

 

Jadwal belajar:

Hari  Rabu dan Kamis

Jam 08.00-10.00

 

1. Faiz Zunaidi Sitompul

2.  Abdu Baihaqy Dalimunthe

3. Annisa Putri Dalimunthe

4.  Hammat Habibi

5.  Uly Felisha

6. Asifa salsa bila

7. Sahira Putri

 

E. Kelompok 5 Kampung banjir dan sekitarnya

Nama guru pembimbing:

1) Marliana Simbolon S.pd ( 082166164700)

2) Doana Rizky Tanjung (085206996643)

3) Julianti Nasution (085262815600)

 

Jadwal belajar:

Hari Rabu dan Kamis

Jam 08.00-10.00

1. Jaya Pratama afham

2. Jihan parisa afham

3. Alisa pinta Harahap

4. Ikhwanul Akhyar

5. Satria Habib Pratama Harahap

6. Muhammad Rizky

7. Talitha Arsyanti

8. Haidar Al-Mahiri

9. Nadhira ashila

10. Afifah Azzura Arifin pane


KELOMPOK LURING (LUAR JARINGAN) RA TADIKA RAYA AEK HARUAYA

KELOMPOK BELAJAR LURING ( LUAR JARINGAN) RAUDHATUL ATHFAL TADIKA RAYA AEK HARUAYA TAHUN AJARAN 2020/2021

A. Kelompok I Aek Haruaya I

Nama guru pembimbing:

1). Alfi Arfah S. Pd (082294215905)

2). Julianti Nasution (085262815600)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Anggi Mora Abimayu

2. Tina Iba Siregar

3. Namira alAshyla Harahap

4. Adelia Putri

5. Rizky Ramadhan Harahap

6. Aliando Harahap

7. Malim Marajo

8. Akbar Rizky Harahap

9. Dzakir Dzulhafiz Harahap

10. Alif Al-Farabi Harahap

11. Fachrial Ibrohim

12. Tiara Ramadhani

 

B.  Kelompok 2 Aek Haruaya II

Nama guru pembimbing:

1) Habibah S. Ag  (08126387852)

2) Nur Nilam Siregar (082272182796)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Afifah Zahira

2. Syaqila Nurleyha

3. Alfa Rizie

4. Alfa Rizqie

5. Khairunnisa

6. Rizka Fauziah

7. Aulia Nahda

8. Syarul Saputra

9. Muhammad Kamil Harahap

10. Ramdika

11. Razkha

 

C. Kelompok 3 Gunung Manaon

Nama guru pembimbing:

1). Marliana Simbolon S. Pd ( 082166164700)

2). Doana Rizky Tanjung S. Pd (085206996643)

 

Jadwal belajar:

Hari Senin dan Selasa

Jam 08.00-10.00

 

1. Angga Satria Pratama

2. Sulistika ayu Ritonga

3. Yongki Pratama

4. Marayan  Syajidah

5. Endang Alfiyah

6. Muharram Hasibuan

7. Putri Sofia Siregar

8. Ilham matua Harahap

9. Abdul Qhorib

10. Fatimah Az-Zahra

 

D. Kelompok 4 Gunungtua

Nama guru pembimbing:

1) Habibah S. Ag (08126387852)

2) Alfi Arfah S. Pd ( 082294215905)

3) Nur Nilam Siregar ( 082272182796)

 

Jadwal belajar:

Hari  Rabu dan Kamis

Jam 08.00-10.00

 

1. Faiz Zunaidi Sitompul

2.  Abdu Baihaqy Dalimunthe

3. Annisa Putri Dalimunthe

4.  Hammat Habibi

5.  Uly Felisha

6. Asifa salsa bila

7. Sahira Putri

 

E. Kelompok 5 Kampung banjir dan sekitarnya

Nama guru pembimbing:

1) Marliana Simbolon S.pd ( 082166164700)

2) Doana Rizky Tanjung (085206996643)

3) Julianti Nasution (085262815600)

 

Jadwal belajar:

Hari Rabu dan Kamis

Jam 08.00-10.00

1. Jaya Pratama afham

2. Jihan parisa afham

3. Alisa pinta Harahap

4. Ikhwanul Akhyar

5. Satria Habib Pratama Harahap

6. Muhammad Rizky

7. Talitha Arsyanti

8. Haidar Al-Mahiri

9. Nadhira ashila

10. Afifah Azzura Arifin pane


0 komentar:

SD Plus Tadika Raya

SD Plus Tadika Raya
Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Saya

Foto saya
Kami Akan Menyajikan Informasi Buat Keluarga Besar Tadika Raya School dan juga Masyarakat Lain yang Membutuhkannya

MASA DEPAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Total Pageviews

Cari Blog Ini

Komentar

4/recentcomments

Terupdate

4/recentposts

Tadika Raya School

Tarikat Menuju Tuhan

Blog ini merupakan media informasi bagi Wali Murid Tadika Raya School dan Masyarakat yang membutuhkan. Dibuat oleh Yayasan Tadika Raya.


Tadika Raya School Aek Haruaya

Postingan Populer

PROFIL

Postingan Populer

Postingan Populer

© 2013 TADIKA RAYA SCHOOL. SD-Plus Tadika Raya | Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9 Published..Blogger Templates
back to top