SD PLUS TADIKA RAYA

SD PLUS TADIKA RAYA
MENCETAK GENERASI BERAKHLAK MULIA BERWAWASAN LUAS BERDASARKAN AL-QUR'AN

05 Agustus 2020

Corona Mewabah Guru Jadi Sasaran

Posted by S2D  |  at  Agustus 05, 2020

Corona Mewabah Guru Jadi Sasaran
Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe

Sejak 2/3 bulan Maret 2020, pendidikan Indonesia merana. Juli 2020, diharapkan banyak orang sekolah kembali normal. Ternyata dengan jelas, SD dan TK sederajat dilarang melaksanakan pembelajaran normal (tatap muka). Eh ternyata merembet juga pada jenjang lainnya, yaitu SMP dan SMA sederajat, ikut juga tidak dibolehkan melaksanakan pembelajaran normal.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian guru dihidupi dari profesi mengajar, walaupun jumlah nominalnya terkadang dirasakan kurang memadai sebagai ukuran profesi. Sebab profesi dalam definisinya haruslah menjadikan orangnya hidup sejartera dari pendapatan profesinya. 

Sekolah-sekolah swasta, tidak sedikit yang menggantungkan pembayaran jasa mengajar guru dari pembayaran SPP siswa. Di saat pembelajaran normal, tidak bisa dilakukan apalagi sistem daring, disana sini terdengar suara-suara "sumbang" alias tidak enak didengar oleh guru dan para pemerhati pendidikan. Apa suara sumbang yang terdengar, "enak kali sekolahnya, tidak masuk sekolah, tapi SPP dibayar penuh". Sekolah negeri pun kena "sembur" orang, "Enak ya jadi guru, makan gaji buta aja". 

Guru jadi sasaran, padahal sumber masalahnya bukan di pihak guru, tapi "corona". Corona mempengaruhi kebijakan nasional. Kebijakan nasional mempengaruhi kebijakan provinsi. Kebijakan provinsi mempengaruhi kebijakan Kabupaten Kota. Kebijakan Kabupaten Kota mempengaruhi kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah mempengaruhi kebijakan kepala sekolah. Kepala sekolah mempengaruhi kebijakan guru dan seterusnya. Dalam bahasa filsafat, silsilah sebab (musabbib bukanlah guru). Jadi kurang baik guru menjadi sasaran.

Selain itu, perlu disadari secara mendalam, guru dalam pendidikan adalah pengganti dari orang tua dalam mendidik anak. Jika ada orang tua yang merendahkan guru, secara tidak langsung orang tua tersebut sedang merendahkan dirinya sendiri. Siapa yang merendahkan dirinya sendiri berarti dia tidak sadar bahwa ia sedang celaka هلك امرء من لم يعرف قدره, Artinya, "celakahlah orang yang tidak tau diri". 

Dalam rangka ingat mengingatkan, nasehat menasehati tentulah boleh kita mengkritik guru, tapi kita harus jaga agar perasaan mereka tidak terluka. Jika hati mereka terluka bagaimana mereka dengan senang mendidik anak-anak kita.Pendapat kita bisa saja benar, bisa juga salah. Ketika kita mengkritik tidak mustahil yang dikritik bisa benar dan yang mengkritik salah. Jika orang tua yang mengkritik itu benar dan guru yang dikirik salah pun, caranya perlu baik, tidak menyinggung perasaan guru. Itulah makna tafsir Q.S. Lukman/31:15. Jika guru benar-benar salah pun, kita harus bersikap baik kepada mereka. Kenapa karena posisi mereka menempati posisi orang tua dalam mendidik anak.

Melihat jasa guru yang tidak terbayar itulah Ali bin Abi Thalib menyebut, "من علمني حرفا قصرت له عبدا". Artiya, "Siapa yang mengajariku satu huruf, maka aku menjadi siap menjadi budaknya". Mungkin kalimat itu berlebihan, tapi sesungguhnya jika kita memahami secara mendalam jasa ikhlas guru tidak akan mampu kita bayar, walaupun kita harus menjadi budaknya. 

Perhatikanlah contoh teladan orang yang menghargai guru, Imam Abu Hanifah, ulama Fiqh dari Baghdad yang terkenal. Ada guru yang berhasil mengajari anaknya al-Fatihah, maka beliau hadiahkan uang sebenar 500 dirham. Jika harga emas sekarang Rp. 700.000/gram, maka 500 dirham sama nilainya dengan 1,25 Milyar. 

Untuk menjaga derajat guru, Pondok Modern Gontor, tidak menggunakan SPP dan jenis bayaran lainnya untuk menghidupi guru. Ada unit-unit usaha Pondok Modern Gontor menjadi sumber yang menghidupi guru-guru, sehingga orang tua, tidak berani berkata, "Saya yang membayar gaji guru itu!". Jika ini bisa dilakukan, niscaya cara yang baik untuk melindungi martabat guru.

Sebenarnya, orang tua yang merendahkan guru itu tidak banyak, masih lebih banyak lagi orang tua yang dapat menghargai guru. Tapi kritikan orang tua yang sedikit ini pun harus ditempatkan di posisi yang tepat, agar pendidikan itu menjadi baik. 

Guru-guru tingkatkan keikhlasanmu dalam mengajar dan mendidik. Ingat balasan dari Allah pasti ada dan mustahil Allah lupa dengan jasa baikmu. Jika kamu mengajar dan mendidik, tidak ikhlas, kamu benar-benar rugi sebab tantangan profesi guru itu sangat besar. Guru sering menjadi sasaran kritik. Janganlah berhenti belajar untuk membuat anak-anak berilmu. Jika ada kritikan, anggaplah ini cobaan dalam berjuang. 

SEMOGA CORONA CEPAT PULANG KE KAMPUNGNYA DAN PEMERINTAH HARUS LEBIH PERDULI DENGAN PENDIDIKAN ANAK BANGSA. MARI MENJAGA DIRI UNTUK MEMUTUS MATA RANTAI PENYEBARAN VIRUS CORONA INI, SEHINGGA DALAM WAKTU DEKAT KITA BISA SEKOLAH NORMAL BUKAN NEW NORMAL.AMIN.

About the Author

Write admin description here..

4 komentar:

SD Plus Tadika Raya

SD Plus Tadika Raya
Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Saya

Foto saya
Kami Akan Menyajikan Informasi Buat Keluarga Besar Tadika Raya School dan juga Masyarakat Lain yang Membutuhkannya

MASA DEPAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Followers

Total Pageviews

Cari Blog Ini

Komentar

4/recentcomments

Terupdate

4/recentposts

Tadika Raya School

Tarikat Menuju Tuhan

Blog ini merupakan media informasi bagi Wali Murid Tadika Raya School dan Masyarakat yang membutuhkan. Dibuat oleh Yayasan Tadika Raya.


Tadika Raya School Aek Haruaya

Postingan Populer

PROFIL

Postingan Populer

Postingan Populer

© 2013 TADIKA RAYA SCHOOL. SD-Plus Tadika Raya | Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9 Published..Blogger Templates
back to top