IKAN SUNGAI RANIATE BERSAHABAT DENGAN MANUSIA
Melihat ikat di kolam atau ditambak banyak, itu biasa karena memang dibudidayakan, tapi kalau melihat ikan di sungai banyak dan tidak takut ditangkap manusia itu jarang kita lihat. Ikan Merah di Sungai Raniate Kecamatan Sangkunur Tapanuli Selatan sejak puluhan tahun diketahui "aneh bin ajaib". Ikan itu tidak ada yang menangkapnya, padahal jumlahnya banyak sekali di sepanjang sungai Desa Raniate. Menurut penuturan warga sekitar, ikan itu tidak mau pindah dari sungai itu ke desa lain. Di desa itu, ikan tersebut merasa nyaman hidup karena tidak akan ditangkap oleh manusia. Tempat itu juga menjadi wisata bagi banyak orang dari luar daerah.
Sabtu, 1 Agustus 2020, Keluarga TRS berkesempatan berwisata ke Raniate. Ikan-ikan itu makan layaknya manusia. Di beri kerupuk, kerupuk dimakan. Di beri Indomie, indomie pun di makan. Menurut Guide lokal, jika diberi daging, daging pun dimakan. Ikan Merah itu sama sekali tidak terlihat takut ditangkap. Kenyataan ini mengingatkan kita pada kisah Yahudi yang menghormati hari Sabtu. Pada hari Sabtu, orang Yahudi dahulu dilarang menangkap ikan-ikan di laut, sehingga pada hari itu, banyak ikan-ikan meminggir di tepi laut atau pantai. Ikan itu terlihat banyak, karena pada hari itu, diharamkan untuk menangkap ikan.
Ikan di Raniati bukan saja dilarang ditangkap pada hari Sabtu, ia dilarang ditangkap sepanjang waktu. Jika ada yang menangkap ikan-ikan itu dan kemudian dimakan, maka orang yang makan ikan itu akan mati. Itulah keyakinan banyak orang di Desa Raniate, sehingga urusan nyawa itulah membuat orang tidak berani coba-coba. Dulu pernah ada orang yang mencoba menangkap dan memakannya. Kata mereka orangnya mati. Apakah ia mati akibat dari makan ikan, atau memang akibat lain atau memang karena sudah datang ajalnya Allahu A`lam. Yang jelas diyakini banyak orang bahwa ikan itu haram ditangkap dan dimakan.
Menurut penuturan warga setempat bermarga Sitompul, pada mulanya ikan-ikan itu dilepas oleh seorang Kyai dari Natal. Gunanya, agaar sungai air sungai Raniate dekat Mesjid bersih, sehingga bisa dijadikan air thaharah dan juga mandi.
Ikan Merah di Sungai Raniate itu ada masanya mati seperti keracunan, bisa mencapai 6 ton. Jika terjadi demikian, maka ikan itu akan dijual. Kemungkinan hasilnya untuk desa setempat. Kemudian ikan itu kembali banyak. Begitu caranya ikan itu bisa dimanfaatkan. Ia mati seperti keracunan dalam jumlah banyak. Yang sudah mati dimakan, warga tidak khawatir mengkonsumsinya karena bukan sengaja ditangkat atau diracun. Boleh jadi itu hikmahnya, sehingga ikan bisa dijual sampai besar. Sungai itulah yang dikenal orang dengan istilah "lubuk larangan". Dilarang memancing ikan atau mengambil ikan. Di daerah-daerah lain, semakin banyak istilah lubuk larangan, tetapi dalam waktu tertentu, ikan bisa dipanen bersama. Lain halnya dengan lubuk larangan di Sungai Raniate, ikannya tidak boleh dipanen, kecuali karena mati. Jika mati pun ternyata dalam jumlah yang sangat besar. Bisa sampai 6 ton. Banyangkan bagaimana banyaknya di Sungai Raniate Ikan Merah itu jika tidak mati, bisa saja sepanjang sungai itu semua ikan saja, sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan sungainya untuk mandi.
0 komentar: